Makalah SD
Makalah SMP
Makalah SMA
Makalah KULIAH
Makalah Jaringan Dasar Atau Jaringan Parenkim Lengkap
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anatomi tumbuhan adalah salah satu
disiplin ilmu yang terinci dan merupakan salah satu bagian botani yang tertua.
Ilmu ini mengkaji tentang letak dan fungsi organ dalam pada tumbuhan. Tak hanya
itu, dengan adanya ilmu anatomi tumbuhan ini, sekarang dapat dipahami dengan
lebih baik mengenai struktur, fungsi, dan keuntungan sebuah organ atau
jaringan. Salah satu jaringan yang termasuk dalam bagian anatomi tumbuhan
adalah jaringan parenkim.
Parenkim merupakan bagian utama sistem
jaringan dasar dan terdapat pada berbagai organ sebagai jaringan yang sinambung
seperti pada korteks dan empulur batang, korteks akar, serta jaringan dasar
pada tangkai daun dan mesofil daun. Parenkim terdiri dari sel hidup yang
bermacam-macam bentuk sesuai dengan fungsinya yang berbeda-beda pula. Parenkim
biasanya berupa jaringan yang selnya tidak menunjukan spesialisasi dan dapat
terlibat dalam berbagai fungsi fisiologi tumbuhan.Walaupun struktur morfologi
dan fisiologinya bermacam-macam, akan tetapi pada umumnya dapat dinyatakan
bahwa parenkim memiliki sifat-sifat yang sama.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian jaringan parenkim?
2.
Bagaimana karakteristik dan struktur jaringan parenkim?
3.
Bagaimana klasifikasi jarinagan parenkim berdasarkan letak dan fungsinya?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian jaringan parenkim
2.
Untuk mengetahui karakteristik dan struktur jaringan parenkim
3.
Untuk mengetahui klasifikasi jaringan parenkim berdasarkan letak dan fungsinya
D. Manfaat
1.
Mengetahui pengertian jaringan parenkim
2.
Mengetahui karakteristik dan struktur jaringan parenkim
3.
Mengetahui klasifikasi jaringan parenkim berdasarkan letak dan fungsinya
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Parenkim
Jaringan
parenkim atau sering pula disebut jaringan dasar (ground tissue), merupakan
suatu jarinagan yang terbentuk dari sel-sel hidup, dengan struktur morfologi
dan fisiologi yang bervariasai dan masih melakukan proses kehidupannya.
Parenkim sering dikatakan sebagai jaringan dasar, hal ini sesuai dengan
kenyataan bahwa dari aspek morfologi dan fisiologi jaringan ini mendasari
jaringan-jaringan lainnya. Secara filogenetik parenkim juga merupakan cikal
bakal jaringan-jaringan lainnya.
B.
Ciri-ciri Umum Parenkim
Jaringan
parenkim tersusun dari sel-sel hidup
berdinding tipis dan berbangun polihedral, serta terkait dengan aktivitas
vegetatif tumbuhan. Sel-sel individual penyusun jaringan parenkim disebut sel
parenkim.
Bila
dipandang dari aspek morfologi, jaringan parenkim mendasari jaringan-jaringan lainnya,
misalnya jaringan buluh angkut tampak terbenam dalam jaringan dasar ini.
Sedangkan dari aspek fisiologi jaringan parenkim ini mendasari pembentukan
jaringan-jaringan lainnya seperti jaringan meristem dan sel-sel reproduktif,
lagi pula sel-sel parenkim juga terlibat dalam penyembuhan luka dan regenerasi.
Pada
struktur primer, parenkim berkembang dari meristem dasar, sedangkan yang
berhubungan dengan unsur-unsur vaskular berkembang dari prokambium atau
kambium. Felogen (kambium gabus) pada banyak tumbuhan juga menghasilkan
parenkim (feloderm). Parenkim terdiri atas sel-sel hidup yang dengan berbagai
bentuk dan dengan fungsi yang berbeda.
Parenkim
tergolong jaringan sederhana. Sel parenkim hidup, berdiameter kira-kira sama
sehingga sel berbentuk membulat pada tampang melintangnya, berdinding tipis,
mempunyai protoplas, dan berkemampuan membelah bahkan pada waktu sudah dewasa.
Pada banyak tumbuhan parenkim merupakan penyusun sebagian besar organ, misalnya
empulur, mesofil daun, dan daging buah. Daerah korteks dan perisikel seluruhnya
atau sebagian besar tersusun dari parenkim, demikian pula halnya di bagian
xilem dan floem.
Jarinagan
parenkim ini merupakan tempat utama aktivitas esensial tumbuah seperti
fotosintesis, asimilasi, respirasi, penimbunan makanan cadangan, sekresi,
ekskresi, atau dengan kata lain segala aktivitas yang tergantung pada kehadiran
protoplas hidup.
C.
Batasan Parenkim
Sel parenkim
dapat muncul dalam massa berkelanjutan yang luas sebagai jaringan parenkim.
Sel-sel parenkim dapat pula berhimpun dengan tipe-tipe sel lain dalam jaringan nhheterogen
secara morfologis. Empulur dan korteks pada batang dan akar, jaringan
fotosintesis (atau mesofil), daun daging buah, sukulen, endosperma biji itu
semua adalah contoh-contoh bagian tumbuhan yang sebagian besar atau seluruhnya
tersusun dari parenkim.Sebagai komponen jaringan heterogen, sel-sel parenkim
membentuk jejari vaskular dan deretan
vertikal sel-sel hidup pada xilem dan floem. Kadang-kadang suatu jaringan
parenkimatis esensial mengandung sel-sel atau kelompok sel-sel parenkimatis
atau non parenkimatis, yang secara morefologis atau fisiologis berbeda dari
massa sel yang pokok dalam suatu jaringan.
Struktur
jaringan parenkim yang beragam dan sebaran sel-sel parenkim dalam tubuh tumbuhan
melukiskan dengan jelas masalah yang terkait dengan dan klasifikasi yang tepat
suatu jaringan. Pada satu sisi, parenkim cocok dengan definisi yang terbatas
suatu jaringan yang menyatakan sebagai kelompok sel yang mempunyai asal-usul
bersama, yang pada dasarnya mempunyai
kesamaan dalam struktur dan fungsi. Di sisi lain, kehomogenan jaringan parenkim
dipecah oleh kehadiran sejumlah sel nonparenkimatis, atau sel-sel parenkim
muncul sebagai salah satu di antara berbagai tipe sel dalam suatu jaringan yang
heterogen.
Dengan
demikian penentuan batasan yang pasti bagi parenkim sebagai suatu jaringan
tidak tepat pada tubuh tumbuhan. Lagi pula, sel-sel parenkim tampil sebagai
transisi dengan sel-sel nonparenkimatis yang jelas berbeda. Sel-sel parenkim
mungkin memanjang dan berdinding tebal, suatu kombinasi ciri khas ke arah
spesialisasi dengan penguat. Suatu kategori sel-sel parenkim terdiferensiasi
sedemikian nyata sebagai jaringan penguat yang ditentukan dengan nama khusus
kolenkim. Sel-sel parenkim dapat mengembangkan dinding berlignin tebal dan
dianggap sebagai bagian ciri khas sel sklerenkim. Tanin mungkin terdapat dalam
sel-sel parenkim biasa dan juga dalam sel-sel yang pada dasarnya parenkimatis
namun dalam bentuk yang demikian berbeda
(vesikula, kantung, atau tabung) yang dikenal sebagai idoblas. Hal yang
sama, sel-sel sekretori tertentu berbeda dari sel-sel parenkim lainnya terutama
dalam fungsi; parenkim lainnya lagi termodifikasi yang biasanya dikategorikan
sebagai unsur khusus (yaitu sel getah atau buluh getah)
D.
Asal-usul Parenkim
Parenkim
tubuh tumbuhan primer berkembang dari meristem dasar, dan yang berhubungan
dengan unsur-unsur vaskular dari prokambium atau kambium. Parenkim pada korteks
dan empulur misalnya, berasal dari meristem dasar yang terdapat di meristem
apikal. Parenkim di dalam berkas vaskular primer, misalnya pada berkas vaskular
batang tumbuhan tangkai daun dan helaian daun berkembang dari prokambium.
Parenkim
yang terdapat dalam berkas vaskuklar sekunder, misalnya yang ada pada berkas
vaskular sekunder batang dan akar, adalah hasil perkembangan dari kambium.
Felogen (kambium gabus) pada banyak tumbuhan juga menghasilkan parenkima
(feloderm)
Jaringan
parenkim tubuh tumbuhan primer yaitu parenkima korteks dan empulur, mesofil
daun, dan bagian-bagian bunga, berdiferensiasi dari meristem dasar. Parenkim
yang terkait dengan jaringan vaskuler primer dibentuk dari prokambium sedangkan
yang terkait dengan jaringan vaskuler sekunder dibentuk dari kambium vaskuler.
Parenkim juga dapat berasal dari kambium gabus (felogen) dalam bentuk feloderm,
dan ini dapat bertambah jumlahnya oleh pertumbuhan sekunder.
Sel-sel
parenkim dewasa dapat mengulang kembali aktivitas meristematik apabila
lingkungannya diubah secara buatan. Sekarang dapat dibuktikan bahwa sekelompok
sel parenkim jika dipelihara dalam media kultur yang sesuai, dapat menjadi
tumbuhan secara keseluruhan yang menghasilkan bunga dan biji yang fertil.
Secara
filogenetik, parenkima pada tubuh primer dipandang sebagai jaringan primitif
karena tumbuhan multiseluler tingkat paling rendah hanya tersusun dari
parenkim, sedangkan secara ontogenetik, parenkim juga dipandang sebagai
jaringan yang primitif karena sel-selnya secara morfologis sama dengan sel-sel
meristem.
E.
Struktur dan Isi Sel Parenkim
1. Isi
Sel Parenkim
Isi
dari sel parenkim beraneka ragam bergantung pada fungsi fisiologisnya.
Berdasarkan fungsinya sel parenkim terbagi menjadi :
A . Parenkim Asimilasi
Parenkim
asimilasi berfungsi sebagai tempat untuk melakukan proses pembentukan makanan
atau energi. Proses pembentukan energi
pada tumbuhan dilakukan dengan proses fotosintesis, oleh karena itu isi sel
parenkim asimilasi umumnya mengandung kloroplas sehingga jaringan yang
terbentuk dari sel ini disebut klorenkim.
Jumlah
kloroplas dalam sel ini bervariasi. Pada saat tertentu selama siang hari
kloroplas dapat megandung amilum asimilasi. Klorenkim terspesialisasi paling
mencolok diawali dengan mesofil daun, yang lebih dikenal dengan parenkim
palisade dan parenkim spons. Selain ditemukan di daun, kloroplas juga terdapat
pada korteks bahkan pada empulur. Pada beberapa jenis tumbuhan, batangnya
difungsikan sebagai tempat fotosintesis karena daunnya tidak memungkinkan
melakukan fotosintesis. Sel yang tidak terkait dengan fotosintesis tidak
mengandung kloroplas, atau mempunyai kloroplas dengan lamelar internal yang
lemah. Sel parenkim yang tanpa kloroplas dapat memiliki leukoplas
B. Parenkim Penimbun
Parenkim penimbun berfungsi
menyimpan substansi makanan hasil dari sintesis. Substansi ini mungkin terlarut
dalam vakuola, atau mungkin dalam bentuk badan-badan padat yang terpisah atau
badan-badan cair dalam sitoplasma. Substansi material mungkin terdiri atas
substansi ergastik, misalnya butir tepung, granula atau kristaloid protein, dan
globul-globul lemak dan minyak.
Cairan
sel dapat menjadi penimbun gula dan karbohidrat terlarut lainnya dan penyimpan
substansi bernitrogen dalam bentuk amida dan protein. Sebagai contoh yang
terkandung dalam cairan sel akar bir berdaging dan sisik umbi lapis bawang
merah, juga terdapat pada umbi kentang dan rizome. Makanan cadangan yang
disimpan yang paling luas penyebarannnya adalah tepung. Tepung terdapat di
parenkima korteks dan empulur, jaringan vasikuler, daun berdaging, rizome,
umbi, buah, daun lembaga, dan endosperma biji.
Parenkim
penimbun juga mengakumulasi tanin yang mendampingi berkas pengangkut atau
termasuk ke dalam berkas pengangkut itu dan berakumulasi dalam sel
terlokalisasi dekat luka atau infeksi. Selain itu parenkim penimbun juga
menimbun kristal dan tetap mempertahankan protoplasma.
C. Parenkim Air
Air
berlimpah pada semua sel parenkim aktif yang bervakuola, sehingga parenkim
berperan utaama pada tandon air. Misalnya pada bambu keragaman isi kebasahan
bagian-bagian batang yang berbeda berhunbungan dengan proporsi sel-sel parenkim
dalam sistem jaringan itu. Parenkim air ini umumnya banyak ditemukan apda
tumbuhan sukulen, misalnya Cactus, Aloe, dan
Agave.
Jaringan
penyimpan air ini terdiri atas sel hidup terutama berukuran bersar dan
berdinding tipis. Seringkali sel berderet dan mungkin memanjang seperti sel
palisade. Masing-masing sel memiliki satu sitoplasma parietal yang tipis, satu
nukleus, dan satu vakuola besar berisi air atau agak berlendir. Substansi
berlendir tampaknya meningkatkan kemampuan sel mempertahankan air.
Pada
organ penimbun di bawah tanah biasanya tanpa jaringan penyimpanan air, tetapi
sel-sel yang berisi tepung dan material makanan lainnya mengandung kandungan
air yang tinggi. Kandungan air yang tinggi ini juga menjadi ciri bagi organ
penyimpanan di bawah tanah, tunas, dan bonggolan berdaging pada batang diatas
tanah dan difungsikan untuk memasok air pada bagian tumbuhan saat awal
pertunasan.
D. Parenkim Udara
Merupakan
susunan sel parenkim yang umumnya rapat dan membentuk pola untai menyambung namun tidak menutup secara
keseluruhan sehingga terdapat rongga antar sel yang teruntai dan terisi oleh
udara. Umumnya parenkim udara ini difungsikan sebagai alat untuk mengapung
seperti pada batang eceng gondok. Adanya parenkim udara ini juga menimbulkan
struktur batang tidak terlalu padat.
Banyak
unsur yang tidak dapat digolongkan ke dalam jaringan lainnya dimasukan ke dalam
parenkim meskipun berbeda cirinya. Sel-sel yang demikian ini disarankan untuk
disebut sebagai sel parenkim tersklerifikasi.
2. Dinding Sel
Dinding
sel parenkim belum mengalami spesialisasi dan umumnya tipis seperti pada
klorenkim dan parenkim penimbun. Namun, pada beberapa parenkim penimbun
mengembangkan dinding tebal yang jelas. Karbohidrat yang ditimbun pada dinding
ini, khususnya hemiselulosa, dipandang sebagai material cadangan. Meskipun sel
parenkim umumnya berdinding primer saja, namun dinding sekunder relatif tebal
dan sering berlignin juga terdapar pada sel parenkim, khususnya sel parenkim
xilem sekunder.
F.
Bangun dan Tatanan Sel Parenkim
1.
Bangun Sel
Dalam kajian-kajian struktur tumbuhan, semua
jaringan dibagi atas dasar bangun umum dan fungsi menjadi parenkima dan
prosenkima. Prosenkima dibedakan dari parenkima terutama karena jaringan ini
memanjang, ujung sel meruncing, sel berdinding tebal, dan fungsinya
terspesialisasi sebagai penguat, pelindung dan pengangkut. Pada klasifikasi ini
berarti semua jaringan selain parenkima tergolong prosenkima. Sel parenkima
biasanya dijelaskan memiliki bangun polihedral, dengan berbagai diameter yang
relatif kecil perbedaanya, tetapi ternyata sel-sel parenkima sangat bervariasi
bahkan pada tumbuhan yang sama. Banyak macam sel parenkima yang memanjang dan
menjadi mirip sel prosenkima. Selain itu, sel-sel parenkima di mesofil dan
bagian-bagian tumbuhan lainnya ada yang berlobus, melipat dan berlengan. Bentuk
sel polihedral (memiliki 14 sisi) / isodiametris, membulat (Gambar 1dan 2).
Sel parenkima memanjang terdapat pada jaringan
palisade daun, jejari empulur, dsb; sel-sel berlobus terdapat pada mesofil
sponsa dan pada parenkima palisade Lilium;
dan pada mesofil Xanthorrhoeaceae, sel-sel parenkima memiliki lipatan atau
tonjolan-tonjolan. Sel-sel parenkima stelat (bentuk bintang, aktinenkim)
terdapat pada batang tumbuhan dengan ruang udara yang berkembang baik, misalnya
pada Juncus dan Scirpus. Tarikan mekanik empulur, yang terutama dengan arah radial
sebagai akibat pertumbuhan jaringan-jaringan disekitarnya, demikian juga
penataan khusus ruang-ruang antarsel, menyebabkan perkembangan lengan-lengan
khas sel tersebut.
Gambar 5. Parenkim berlipat pada sayatan melintang daun pinus
Sel-sel parenkima dengan tonjolan dinding dalam
terdapat pada berbagai struktur anatomis yang terkait dengan transfer larutan
jarak pendek, misalnya pada kelenjar madu, kelenjar garam dan perenkima
vaskular. Sel-sel ini ada yang menyebutnya sebagai sel transfer.
Jumlah sisi suatu sel parenkima sekitar 14 sisi
terdapat misalnya pada parenkima berbagai bagian vegetatif tumbuhan monokotil
dan dikotil, vesikula daun buah pada jeruk, dan tangkai daun tumbuhan paku.
Kehadiran ruang antarsel, teristimewa ruang antarsel yang luas, mengurangi
jumlah kontak sel. Apabila suatu jaringan tersusun dari sel-sel besar dan
kecil, jumlah permukaan berkorelasi dengan ukuran. Sel yang kecil memiliki
kurang dari 14 faset, sedangkan sel yang besar lebih dari 14 faset. Pada sel-sel
Elodea, jumlah permukaanya meningkat sampai mendekati 17 selama persiapan
pembelahan, tetapi setiap sel yang baru pada awalnya mempunyai kurang dari 13
muka.
2.
Tatanan sel
Jaringan parenkima dewasa tersusun rapat atau
longgar oleh sistem ruang udara yang kurang lebih besar. Misalnya pada
parenkima batang dan daun hidrofit ruang-ruang antarsel mencapai perkembangan
maksimal. Parenkima penimbun organ-organ sumbu yang berdaging atau buah
mempunyai banyak rongga antarsel. Sebaliknya, endosperma kebanyakan biji
mengandung sedikit atau tanpa ruang
antarsel. Namun demikian, selama perkecambahan sel-sel itu terpisah secara
berangsur antara yang satu dengan yang lain. Keistimewaan struktural ini
nampaknya memperkuat pernyataan yang mengungkapkan bahwa mobilisasi cadangan
makanan pada endosperma dipengaruhi dan bukan diatur oleh aktivitas sel-sel
penimbun itu sendiri, melainkan oleh embrio (lembaga) dan kemungkinan oleh
lapis-lapis endosperma juga.
Gambar
6. Sel parenkim pada endosperm biji salak (Salaca
indica)
Klorenkim adalah contoh yang banyak dikenal
mengenai jaringan yang mempunyai sistem pengudaraan yang berkembang baik.
Kejelasan struktural jaringan yang mempunyai sistem pengudaraan yang menjadi
ciri khas terdapat pada mesofil daun. Ruang antarsel berlimpah juga terdapat
pada parenkim fotosintesis batang. Secara umum, ruang antarsel menjadi ciri
khas parenkima pada semua kelompok tumbuhan darat dari lumut hati dan lumut daun
sampai tumbuhan biji tertutup. Parenkima yang bebas dari sinar pun, seperti
pada empulur dan akar, juga mempunyai ruang-ruang antarsel yang kurang lebih
mencolok. Berdasar telaah tentang ketertembusan organ tumbuhan oleh gas dibawah
tekanan, telah dilontarkan suatu konsep bahwa tumbuhan mempunyai dua macam
sistem ruang antarsel, yaitu sistem ruang antarsel yang bersinambungan dan yang
terpisah.
Gambar
7. Parenkim penyimpan udara pada tangkai daun
3.
Pembentukan ruang antarsel
Ruang antarsel pada tumbuhan vaskular biasanya
terjadi secara sizogen atau lisigen. Cara sizogen dapat menghasilkan ruang yang
sangat luas, teristimewa bila sel-sel membelah tegak lurus terhadap ruang. Pada
batang dan daun Elodea dan tumbuhan
monokotil lainnya sel-sel membelah sejajar dengan sumbu longitudinal batang
atau tangkai daun dan tegak lurus terhadap permukaan ruang udara awal sehingga
ruang udara menjadi diselubungi oleh sel-sel berjumlah banyak yang meningkat.
Saluran resin Coniferae, saluran sekretori Compositae, Umbelliferae, Hedera helix, dibentuk secara sizogen.
Ruang udara besar lainnya mungkin dihasilkan
secara lisigen atau reksigen (yaitu akibat kerusakan secara mekanik, dari
bahasa Yunani rhexis berarti
pengoyakan). Misalnya sel-sel kortex hancur pada akar beberapa Gramineae,
Cyperaceae, dan suku lainnya yang meninggalkan lacuna luas yang teratur secara
radial atau tangensial. Jaringan parenkima dengan ruang-ruang udara yang luas
dan berlimpah disebut aerenkima.
Ruang udara mencapai perkembangan tinggi yang
mencolok pada tumbuhan biji tertutup akuatik, baik ukuran secara individual
maupun dalam volume gabungan. Pada tumbuhan ini aerenkima tersebut membentuk
suatu sistem elaborasi yang tampak menjadi berlanjut dari daun ke akar.
Keberlanjutan sistem tersebut menyebabkan tumbuhan dapat terapung.
Tipe ruang antarsel lainnya terjadi melalui
peleburan sel-sel secara keseluruhan, karena itu disebut ruang antar sel
lisigen. Sebagai contoh ialah ruang udara yang luas pada tumbuhan air dan
beberapa akar tumbuhan monokotil (misalnya Zea),
dan ruang sekretori pada Eucalyptus,
Citrus, dan Gossypium. Pada ruang
sekretori, sel-sel yang pecah melepaskan sekresi kedalam ruang akan tetap
disekeliling tepi ruang, sebagian pada tingkat reruntuhan atau tercerai berai.
Ruang udara luas lainnya terjadi secara reksigen, yaitu perusakan secara
mekanik.
Meskipun sel-sel di jaringan meristematik
umumnya tertata rapat, selama diferensiasi jaringan hubungan yang erat antara
dinding-dinding sel yang berdekatan dapat terpisahkan sebagian, sehingga muncul
ruang antarsel. Paling banyak ruang antarsel sebagai akibat pemisahan dinding
sel antara yang satu dengan lainnya sepanjang daerah perlekatannya. Ruang antar
sel yang terbentuk seperti itu disebut ruang antarsel sizogen.
Beberapa ruang antarsel membentuk struktur
terspesialisasi, yaitu saluran sekretori. Salura-saluran ini terbentuk seperti
halnya pembentukan saluran udara pada tumbuhan air tersebut, tetapi karena
banyak sel yang berderet secara longitudinal dan melintang membentuk ruang pada
posisi yang sama, maka ruang-ruang ini membangun saluran-saluran antarsel
panjang yang saling berhubungan menjadi suatu sistem yang saling
berkomunikasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Parenkim merupakan bagian
utama jaringan dasar dan terdapat pula pada berbagi organ sebagai jaringan yang
bersinambungan pada organ tumbuhan. Jaringan parenkim disebut sebagai jaringan
dasar karena hampir setiap organ tumbuhan terdapat jaringan parenkim sebagai
jaringan dasar hidupnya. Parenkim terdiri atas sel hidup yang bermacam-macam
bentuk sesuai dengan fungsinya yang berbeda-beda. Parenkim umumnya berupa
jaringan yang selnya tidak banyak menunjukan spesialisasi dan dapat terlibat
dalam berbagai fungsi fisiologi tumbuhan. Struktur, bagun, isi, dan tatanan sel
parenkim akan disesuaikan dengan fungsimya di tiap organ tumbuhan.
B. Saran
Makalah ini jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu dibutuhkan kritik dan saran yang dapat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayat, Estiti B.1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB
Kartasapoetra, A. G.. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan. Jakarta : Rineka Cipta
Setjo, Susetyoadi. 1994. Anatomi Tumbuhan. Jakarta : JICA
Tiada ulasan:
Catat Ulasan