BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam mempelajari alat musik
Tradisional diperlukan hal dan bakat tertentu ataupun dengan cara belajar
dengan tekun,kita sebagai manusia tentu kita mempunyai kelebihan - kelebihan
tertentu,pada kelebihan yang kita miliki kita tentu ingin akan lebih tingkatkan
dan kelebihan yang dimiliki oleh orang lain tentu kita tertarik,untuk
mempelajarinya maka dari itu kita sebagai manusia saling melengkapi atau saling
membutuhkan seperti pula alat musik juga saling melengkapi,perpaduan antara
alat musik yang satu dengan alat musik yang lain. , contoh bahwa perkembangan
music semakin maju,selain itu faktor kemauanlah yang sangat mempengaruhi
ketertarikan seseorang terhadap seseorang terhadap alat musik,kemudian faktor
penyedian alat musik yang dibutuhkan juga dapat mempengaruhi karena bila mana
tidak ada alat musik yang tersedia maka sangat sulitlah seseorang mempelajari
cara memainkan suatu alat musik.
1.2 Tujuan Penulisan
Makalah
ini bertujuan untuk mengetahui tentang Jenis-jenis Alat musik Jawa Tengah
beserta fungsinya
BAB II
ALAT MUSIK JAWA TENGAH
Gamelan adalah seperangkat alat
musik dengan nada pentantonis, yang terdiri dari Kendang, Bonang, Bonang
Penerus, Demung, Saron, Peking.(Gamelan), Kenong & Kethuk, Slenthem,
Gender, Gong, Gambang, Rebab,, Siter, Suling.
1. Kendang
Kendhang, atau gendang adalah
instrumen dalam gamelan Jawa Tengah yang salah satu fungsi utamanya mengatur
irama. Instrument ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu.Jenis kendang
yang kecil disebut ketipung, yang menengah disebut kendang ciblon/kebar.
Pasangan ketipung ada satu lagi bernama kendang gedhe biasa disebut kendang
kalih. Kendang kalih dimainkan pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus
seperti ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi. Bisa juga
dimainkan cepat pada pembukaan lagu jenis lancaran ,ladrang irama tanggung.
Untuk wayangan ada satu lagi kendhang yang khas yaitu kendhang kosek. Kendang
kebanyakan dimainkan oleh para pemain gamelan profesional, yang sudah lama menyelami
budaya Jawa. Kendang kebanyakan di mainkan sesuai naluri pengendang, sehingga
bila dimainkan oleh satu orang denga orang lain maka akan berbeda nuansanya.
2. Gong
Gong merupakan sebuah alat
musik pukul yang terkenal di Asia Tenggara dan Asia Timur. Gong ini digunakan
untuk alat musik tradisional. Saat ini tidak banyak lagi perajin gong seperti
ini. Gong yang telah ditempa belum dapat ditentukan nadanya. Nada gong baru
terbentuk setelah dibilas dan dibersihkan. Apabila nadanya masih belum sesuai,
gong dikerok sehingga lapisan perunggunya menjadi lebih tipis. Di Korea Selatan
disebut juga Kkwaenggwari. Tetapi kkwaenggwari yang terbuat dari logam berwarna
kuningan ini dimainkan dengan cara ditopang oleh kelima jari dan dimainkan
dengan cara dipukul sebuah stik pendek. Cara memegang kkwaenggwari menggunakan
lima jari ini ternyata memiliki kegunaan khusus, karena satu jari (telunjuk)
bisa digunakan untuk meredam getaran gong dan mengurangi volume suara denting
yang dihasilkan.
3. Saron
Saro atau yang biasanya disebut
juga ricik ,adalah salah satu instrumen gamelan yang termasuk keluarga
balungan. Dalam satu set gamelan biasanya mempunyai 4 saron, dan semuanya
memiliki versi pelog dan slendro. Saron menghasilkan nada satu oktaf lebih
tinggi daripada demung, dengan ukuran fisik yang lebih kecil. Tabuh saron
biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti palu. Cara menabuhnya ada
yang biasa sesuai nada, nada yang imbal, atau menabuh bergantian antara saron 1
dan saron 2. Cepat lambatnya dan keras lemahnya penabuhan tergantung pada
komando dari kendang dan jenis gendhingnya. Pada gendhing Gangsaran yang
menggambarkan kondisi peperangan misalnya, ricik ditabuh dengan keras dan
cepat. Pada gendhing Gati yang bernuansa militer, ricik ditabuh lambat namun
keras. Ketika mengiringi lagu ditabuh pelan. Dalam memainkan saron, tangan
kanan memukul wilahan / lembaran logam dengan tabuh, lalu tangan kiri memencet
wilahan yang dipukul sebelumnya untuk menghilangkan dengungan yang tersisa dari
pemukulan nada sebelumnya. Teknik ini disebut memathet (kata dasar: pathet =
pencet).
4. Kenong
“Kenong” merupakan salah satu
alat musik yang menyusun gamelan Jawa. Kenong termasuk dalam golongan pencon,
yang termasuk di dalamnya juga gong,bonang, dan kethuk.Kenong merupakan unsur
instrumen pencon gamelan yang paling gemuk, dibandingkan dengan kempul dan gong
yang walaupun besar namun berbentuk pipih. Kenong ini disusun pada pangkon
berupa kayu keras yang dialasi dengan tali, sehingga pada saat dipukul kenong
tidak akan bergoyang ke samping namun dapat bergoyang ke atas bawah, sehingga
menghasilkan suara. Bentuk kenong yang besar menghasilkan suara yang rendah
namun nyaring dengan timber yang khas (dalam telinga masyarakat Jawa ditangkap
berbunyi ning-nong, sehingga dinamakan kenong). Dalam gamelan, suara kenong
mengisi sela-sela antara kempul.
5. Bonang
Bonang Penerus adalah Bonang
yang paling kecil, beroktaf tinggi. da teknik tabuhan pipilan, bonang panerus
berkecepatan dua kali lipat dari pada bonang barung. Walaupun mengantisipasi
nada-nada balungan, bonang panerus tidak berfungsi sebagai lagu tuntunan,
karena kecepatan dan ketinggian wilayah nadanya. Dalam teknik tabuhan
imbal-imbalan, bekerja sama dengan bonang barung, bonang panerus memainkan
pola-pola lagu jalin menjalin.
6. Slenthem
Slenthem merupakan salah satu
instrumen gamelan yang terdiri dari lembaran lebar logam tipis yang diuntai
dengan kuti nada saron, ricik, danbalungan bila ditabuh. Beberapa kalangan
menamakannya sebagai gender penembung. Seperti halnya pada instrumen lain dalam
satu set gamelan, slenthem tentunya memiliki versi slendro dan versi pelog.
Wilahan Slenthem Pelog umumnya memiliki rentang nada C hingga B, sedangkan
slenthem slendro memiliki rentang nada C, D, E, G, A, C’.
7. Siter dan Celempung
Siter dan celempung
masing-masing memiliki 11 dan 13 pasang senar, direntang kedua sisinya di
antara kotak resonator. Ciri khasnya satu senar disetel nada pelog dan senar
lainnya dengan nada slendro. Umumnya sitar memiliki panjang sekitar 30 cm dan
dimasukkan dalam sebuah kotak ketika dimainkan, sedangkan celempung panjangnya
kira-kira 90 cm dan memiliki empat kaki, serta disetel satu oktaf di bawah
siter. Siter dan celempung dimainkan sebagai salah satu dari alat musik yang
dimainkan bersama (panerusan), sebagai instrumen yang memainkan cengkok (pola
melodik berdasarkan balungan). Baik siter maupun celempung dimainkan dengan
kecepatan yang sama dengan gambang (temponya cepat). Nama “siter” berasal dari
Bahasa Belanda “citer”, yang juga berhubungan dengan Bahasa Inggris “zither”.
“Celempung” berkaitan dengan .
8. Demung
Demung adalah salah satu
instrumen gamelan yang termasuk keluarga balungan. Dalam satu set gamelan
biasanya terdapat 2 demung, keduanya memiliki versi pelog dan slendro. Demung
menghasilkan nada dengan oktaf terendah dalam keluarga balungan, dengan ukuran
fisik yang lebih besar. Demung memiliki wilahan yang relatif lebih tipis namun
lebih lebar daripada wilahan saron, sehingga nada yang dihasilkannya lebih
rendah. Tabuh demung biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti palu,
lebih besar dan lebih berat daripada tabuh saron.
9. Gambang
Gambang merupakan alat musik
tradisional Jawa Tengah yang terbuat dari bahan kayu berbentuk rangkaian atau
deretan bilah-bilah nada yang berjumlah dua puluh bilah. Cara membunyikan
gambang adalah dipukul dengan tabuh khusus gambang. Fungsi gambang dalam sajian
karawitan sebagai pangrengga lagu.
10. Suling
Jenis instrumen
tradisional dari Jawa Tengah yang dipergunakan dalam set gamelan lainnya adalah
suling. Suling terbuat dari bambu wuluh atau paralon yang diberi lubang sebagai
penentu nada atau laras. Pada salah satu ujungnya
yaitu bagian yang di tiup yang melekat di bibir diberi lapisan tutup
dinamakan jamangan yang berfungsi untuk
mengalirkan udara sehingga menimbulkan getaran udara yang menimbulkan bunyi
atau suara Adapun teknik membunyikannya dengan cara di tiup.
11. Gamelan
Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan
gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya / alatnya, yang mana merupakan
satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri
berasal dari bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh,
diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan
terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel. Di Bali dan
Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abad ke-18, istilah gong lebih dianggap sinonim
dengan gamelan.
Kemunculan gamelan didahului
dengan budaya Hindu–Budha yang mendominasi Indonesia pada awal masa pencatatan sejarah, yang juga mewakili seni
asli indonesia. Instrumennya dikembangkan hingga bentuknya sampai seperti
sekarang ini pada zaman Kerajaan Majapahit. Dalam perbedaannya dengan musik India, satu-satunya dampak
ke-India-an dalam musik gamelan adalah bagaimana cara menyanikannya. Dalam
mitologi Jawa, gamelan dicipatakan oleh Sang Hyang Guru pada Era Saka, dewa
yang menguasai seluruh tanah Jawa, dengan istana di gunung Mahendra di Medangkamulan
(sekarang Gunung Lawu). Sang Hyang Guru pertama-tama
menciptakan gong untuk memanggil para dewa. Untuk pesan yang lebih spesifik
kemudian menciptakan dua gong, lalu akhirnya terbentuk set gamelan.butuh
rujukan
Gambaran tentang alat musik
ensembel pertama ditemukan di Candi Borobudur, Magelang Jawa Tengah, yang telah berdiri sejak abad
ke-8. Alat musik semisal suling bambu, lonceng, kendhang dalam berbagai ukuran,
kecapi, alat musik berdawai yang digesek dan dipetik, ditemukan dalam relief tersebut. Namun, sedikit
ditemukan elemen alat musik logamnya. Bagaimanapun, relief tentang alat musik
tersebut dikatakan sebagai asal mula gamelan.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Alat Musik Tradisional jangan pernah di tinggalkan karena
musik tradisional adalah warisan nenek moyang suatu bangsa yang di turunkan
secara turun temurun. Alat Musik Tradisional ini merupakan suatu ciri khas
sebuah bangsa, maka menjaga, memelihara, dan melestarikan budaya dengan
alat-alat musik tradisional merupakan kewajiban dari setiap individu, dengan
kata lain kebudayaan merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh
setiap suku bangsa. Alat Musik tradisional juga dapat di kolaborasikan dengan
musik modern yang tidak kala menarik untuk di saksikan.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan