Makalah Badminton Atau Bulu Tangkis
Makalah Badminton Atau Bulu Tangkis Lengkap Dengan Gambar
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Permainan bulutangkis merupakan salah satu jenis
olahraga yang terkenal di dunia. Olahraga ini dapat menarik minat bagi berbagai
kelompok umur, berbagai tingkat keterampilan, dan pria maupun wanita memainkan
olahraga ini di dalam atau di luar ruangan untuk tujuan rekreasi, dan juga
sebagai ajang persaingan. Permainan bulutangkis merupakan permainan yang
bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan satu,
atau dua orang melawan dua orang. Permainan ini mudah dilaksanakan karena alat
pemukulnya ringan, bola mudah dipukul, tidak membutuhkan lapangan yang luas,
bahkan dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan, serta dapat dimainkan
oleh siapa saja. Oleh karena itu, permainan bulutangkis dapat berkembang pesat.
Di Indonesia, olahraga bulutangkis mengalami
perkembangan pesat karena tak lepas dari kerja keras pelatih, atlet, dan
pengurus, dalam pembinaan atlet bulutangkis. Hal ini dapat dilihat dari
prestasi yang diraih dalam kejuaraan-kejuaraan yang diikuti oleh atlet
Indonesia, seperti kejuaraan Thomas Cup, Uber Cup, All England, Olimpiade, dan
sebagainya. Prestasi bulutangkis yang diraih bukanlah hal yang cepat dan mudah,
semua itu melalui proses yang panjang, dan membutuhkan waktu yang lama, mulai
dari pemasalan, pembibitan, hingga pembinaan secara terpadu, terarah, dan
berkelanjutan. Partisipasi dari semua pihak, baik dari pemerintah melalui
sekolah, maupun dari masyarakat sangat diperlukan guna pembinaan dan
pengembangan olahraga bulutangkis, misalnya melalui perkumpulan atau klub. Dari
keduanya diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi peningkatan dan
pengembangan olahraga, termasuk bulutangkis.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
- Bagaimana
sejarah permainan Bulu tangkis?
- Apa sajakah
peraturan dalam permainan bulu tangkis?
- Dan
bagaimana teknik dasar dalam bermain permainan bulu tangkis?
C. Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini salah satunya yaitu
untuk menyelesaikan tugas Mata Pelajaran Penjas Kelas X SMA dan tentunya untuk
menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang permainan bulu tangkis atau
mungkin menumbukan minta dan bakat para pembaca dengan membaca makalah ini.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Bulu Tangkis
Bulu tangkis adalah cabang olahraga yang termasuk ke
dalam kelompok olahraga permainan. Bulu tangkis dapat dimainkan di dalam maupun
di luar ruangan, di atas lapangan yang dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran
panjang dan lebar tertentu. Olahraga bulutangkis dimainkan di atas lapangan
yang di batasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu.
Lapangan di bagi dua sama besar dan di pisahkan oleh net yang direnggangkan di
kedua tiang net yang ditanam di pinggir lapangan.
Bulutangkis adalah suatu permainan yang menggunakan
sebuah raket dan shuttlecock yang di pukul melewati sebuah net. Permainan
dimulai dengan cara menyajikan bola atau service, yaitu memukul bola dari petak
service kanan ke petak servis kanan lawan, sehingga jalan bola menyilang.
B. Sejarah
Permainan Bulu Tangkis
Olah raga yang menggunakan bola dan raket ini
berkembang di Mesir kuno sekitar 2000 tahun lalu. Nenek moyangnya adalah sebuah
permainan Tionghoa bernama Jianzi yang melibatkan penggunaan bola tetapi tanpa
raket. Objek atau misi permainan ini adalah untuk menjaga bola agar tidak
menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan.
Di Inggris sejak zaman pertengahan, permainan ini
dimainkan oleh anak-anak disebut dengan Battledores atau Shuttlecocks, raketnya
memakai dayung/tongkat (Battledores). Ini cukup populer di jalan-jalan London
pada tahun 1854 ketika majalah Punch mempublikasikan kartun untuk permainan
ini. Penduduk Britania membawa permainan ini ke Jepang, Tiongkok, dan Siam
selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan segera menjadi permainan
anak- anak di wilayah setempat mereka. Olah raga kompetitif bulutangkis
diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada abad ke-19 saat
mereka menambahkan jaring/net dan memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab
itu kota Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, pada masa itu permainan
tersebut juga dikenali sebagai Poona. Para tentara membawa permainan itu
kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga ini mendapatkan namanya yang
sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penyalur
mainan Inggris, berjudul “Badminton Battledore – a new
game” Ini melukiskan permainan tersebut dimainkan di Gedung Badminton
(Badminton House), estat Duke of Beaufort’s di Gloucestershire, Inggris.
Perkembangan Bulutangkis di Indonesia tidak dapat
dipisahkan dengan perkembangan bangsa Indonesia, sejak masa sebelum revolusi
fisik, gerakan kemerdekaan, sampai dengan periode pembangunan masa orde baru
dewasa ini. Beberapa orang Belanda membawa jenis cabang. olahraga ini, serta
pelajar-pelajar Indonesia yang pulang belajar dari luar negeri, dengan cepat
menjadikan cabang olahraga ini digemari masyarakat. Pada sekitar tahun
40 –an, cabang ini telah merasuk di setiap pelosok masyarakat. Namun
cabang olahraga ini baru menemukan bentuk organisasinya setelah tiga tahun
diselenggarakan PON I di Solo 1948. Tepatnya tanggal 5 Mei 1951, Persatuan
Bulutangkis Indonesia baru terbentuk disingkat PBSI di kota Bandung. Kegiatan
yang semarak, pertandingan kompetisi yang teratur, dalam waktu tujuh tahun
telah membuahkan hasil yang positif yakni keberhasilan merebut Thomas Cup,
lambang supremasi dunia Bulutangkis. Hampir tidak masuk akal menurut
pertimbangan ilmiah, bangsa yang baru saja hancur karena perang kemerdekaan,
ternyata mampu meraih prestasi gemilang di dunia internasional. Keberhasilan
ini tidak saja mengejutkan dari arti prestasi, tetapi juga memberikan pengaruh
yang mantap. Keberhasilan itu sekaligus menarik perhatian pemerintah
masyarakat, sehingga sejak tahun 1958 itu, PBSI tidak lagi bekerja seorang diri.
Tidak saja hasil di Thomas Cup, sejak saat itu para pemain Indonesia mampu
menunjukkan prestasinya di berbagai turnamen internasional, seperti All
England, Asian Games, Uber Cup dan lain-lainnya. Oleh karena
perkembangannya sudah cukup luas, maka perlu didirikan organisasi yang akan
mengatur kegiatan bulutangkis. Organisasi tersebut diberi
nama “Internasional Badminton Federation” (IBF) pada tanggal 5 Juli
1934. Di Indonesia sendiri dibentuk organisasi induk tingkat nasional yaitu
Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pada tanggal 5 Mei 1951.
Kemudian pada tahun 1953 Indonesia menjadi anggota IBF. Dengan demikian
Indonesia berhak untuk mengikuti perandingan-pertandingan Internasional.
C.
Peraturan Permainan Bulu Tangkis
Peraturan permainan bulutangkis ditetapkan oleh WBF
(World Badminton Federation). Beberapa peraturan tersebut adalah :
1.
Ukuran Lapangan
a. Garis
di dalam lapangan ditandai dengan warna putih, hitam, atau warna lainnya yang
terlihat jelas, dengan tebal garis 3,8 cm (1½ inci). Dalam menandai lapangan,
lebar dari garis tengah lapangan harus dibagi dua, sama antara bidang servis
kanan dan kiri. Ketebalan garis servis pendek dan garis servis panajng
(masing-masing 3,8 cm atau (1½ inci) harus berada di dalam ukuran 13” atau sama
dengan 3,96 m yang dicantumkan sebagai panjang lapangan servis, dan ketebalan
dari semua garis batasnya (masing-masing 3,8 cm atau 1½ inci) harus berada
dalam batas ukuran yang telah ditentukan.
b. Jika
ruang yang tersedia tidak memungkinkan pemberian tanda batas lapangan untuk
permainan ganda, dapat dibuat tanda-tanda hanya untuk permainan tunggal. Garis
batas belakang juga menjadi garis servis panjang, dan tiang-tiang atau garis
batas pada jaring akan ditempatkan pada garis samping lapangan.
2.
Tiang
Tinggi kedua tiang adalah 155 cm (5 kaki 1 inci)
dari lantai. Tiang harus kuat, agar jaring tegang dan lurus dan ditempatkan
pada garis batas samping lapangan.
3.
Jaring
Jaring harus dibuat dari tali halus yang dimasak dan
dijala dengan jaring 1,6 cm sampai dengan 2, 0 cm. Jaring harus terentang 76
cm. Ujung atas jaring harus berada 152 cm (5 kaki) dari lantai pada pertengahan
lapangan dan 155 cm dari lantai pada tiang-tiangnya. Jaring harus mempunyai
tepi dari pita putih selebar 3,8 cm, serta bagian tengah pita tersebut didukung
oleh kawat atau tali, yang ditarik dan ditegangkan dari ujung-ujung tiang.
4.
Kok atau Shuttlecock
Sebuah shuttlecock harus memiliki berat 4,8-5,6 gram
dan mempunyai 14-16 helai bulu yang dilekatkan pada kepala dari gabus yang
berdiameter 2,5-2,9 cm. Panjang bulu dari ujung bawah sampai ujung yang
menempel pada dasar gabus kepalanya adalah 6,2 – 6,9 cm. Bulu-bulu ini menyebar
menjauhi gabus dan berdiameter 5,5-6,3 cm pada ujung bawahnya, serta diikat
dengan benang atau bahan lain cocok sehingga kuat.
5.
Pemain
Permainan harus dimainkan oleh masing-masing satu
permainan di satu sisi lapangan (pada permainan tunggal) atau masing-masing dua
pemain di satu sisi (pada permainan ganda). Sisi lapangan tempat tim yang
mendapat giliran melakukan servis dinamakan sisi dalam (inside), sedangkan sisi
yang timnya menerima servis dinamakan sisi luar (outside).
6.
Pengundian
Sebelum pertandingan dimulai, wasit memanggil kedua
tim/pemain yang berlawanan untuk mengundi pihak yang berhak melakukan servis
pertama dan memilih sisi lapangan bagi timnya untuk memulai permainan.
7.
Penilaian
Ada
beberapa macam penilaian :
a. Jumlah
nilai (skor) permainan ganda atau tunggal putra, terdiri atas 15 angka, seperti
yang telah ditentukan sebelumnya. Misalnya, dalam pertandingan dengan nilai 15,
bila kedua belah pihak telah mencapai angka 14 sama. Pihak yang pertama kali
memperoleh angka 14 dapat menambahkan nilai akhir dengan 3 angka (dikenal
dengan sebutan setting game). Jika pertandingan telah ditetapkan (diset), maka
nilai awal yang ditentukan dinamakan “love-all”. Pihak pertama yang mencapai
angka 3 dinyatakan sebagai pemenang.
b. Jumlah
skor pada pertandingan tunggal putri adalah 11 angka. Jika telah dicapai angka
10-10 , maka pihak yang lebih dahulu mencapai angka 10 berhak menambah nilai
tambahan akhir dengan 3 angka. Pihak yang pertama mencapai 3 angka dinyatakan
sebagai pemenang. c. Kedua pihak yang bertanding akan memainkan tiga sel
pertandingan untuk menentukan pemenang. Pemain yang mampu memenangkan lebih
dahulu 2 sel pertandingan (2 games) akan dinyatakan sebagai pemenang. Pemain
akan bertukar sisi lapangan (tempat) pada setiap akhir suatu game. Pada game
ketiga, pemain juga akan berpindah lapangan ketika nilai akhir mencapai :
1)
Skor 8 pada pertandingan dengan 15 angka
2)
Skor 6 pada pertandingan dengan 11 angka
3)
Skor 11 pada sistem reli poin 21 angka
Keterangan : Aturan reli poin adalah 1 game terdiri
atas 21 poin. Jika kedua pemain mencapai poin 20-20, maka terjadilah deuce
(yus). Pemenang dapat ditentukan jika telah muncul selisih 2 poin (misalnya
22-20). Bila selisih masih 1 poin (21-20), pemenang belum dapat ditentukan.
Angka maksimal tiap game adalah 30. Dengan demikian, jika terjadi poin 29-29,
maka pemenangnya adalah pemain yang terlebih dulu mencapai angka 30.
8.
Pertandingan Ganda
Beberapa
peraturan dalam pertandingan ganda adalah sebagai berikut :
- Telah ditetapkan pihak mana yang akan melakukan servis pertama pemain di bidang servis kanan memulai pukulan servis ke arah lawan yang berdiri secara diagonal dihadapannya.
- Pukulan servis pertama yang dilakukan pihak berada di sisi dalam lapangan selalu dilakukan dari bidang servis kanan.
- Hanya pemain yang menjadi “sasaran” servis saja yang boleh menerima servis. Jika shuttlecock tersentuh atau dipukul oleh pemain pasangannya, pihak yang berada disisi dalam mendapat angka.
- Hanya satu pemain pada pihak yang melakukan servis permulaan atau pertama dari suatu pertandingan yang dapat melakukan pukulan servis tersebut.
- Jika seorang pemain melakukan servis yang tidak pada gilirannya atau dari sisi lapangan yang salah, dan pihak yang melakukan servis yang memenangkan reli tersebut, maka akan terjadi let kembali yang harus diajukan sebelum pukulan servis berikut dilakukan.
9.
Pertandingan Tunggal
Dalam pertandingan tunggal, peraturan 8a dan 8e
berlaku pada pertandingan tunggal. Tambahan peraturan untuk pertandingan
tunggal adalah sebagai berikut:
Permaianan
akan melakukan servis dari atau menerima servis dari bidang servis kanan hanya
bila nilai pelaku servis adalah 0 atau angka genap pertandingan. Servis
dilakukan dan diterima dari bidang servis kiri bila nilai pelaku servis
merupakan angka ganjil.
b. Kedua
pemain yang bertanding akan mengubah bidang servis tempat masing-masing pemain
itu berdiri setiap kali sebuah angka dibuat.
10.
Kesalahan
Kesalahan yang dilakukan pemain yang berada pada
sisi dalam lapangan akan menggagalkan servis yang dilakukannya. Jika kesalahan
dilakukan oleh pemain yang berada di sisi luar (sisi lapangan yang menerima
servis), maka satu angka diperoleh pihak yang berada di sisi dalam (sisi
lapangan yang melakukan servis).
11.
Kesalahan terjadi jika
- Saat melakukan servis, posisi shuttlecock pada saat disentuh raket berada di atas ketinggian pinggang pemain; atau salah satu bagian dari kepala raket berada pada posisi lebih tinggi dari salah satu bagian tangan pelaku servis yang memegang raket ketika shuttlecock disentuh raket.
- Saat melakukan servis, shuttlecock jatuh ke bidang servis yang salah yakni ke sisi yang tidak berhadapan diagonal dengan pelaku servis; atau jatuh di muka garis servis pendek; atau jatuh dibelakang garis servis panjang; atau jatuh di luar garis batas samping lapangan.
- Kaki pelaku servis tidak berada dalam bidang servisnya, atau kaki penerima servis tidak berada dalam bidang servisnya yang terletak bersebarangan diagonal dan bidang servis pelaku servis, sampai pukulan servis selesai dilakukan.
- Sebelum atau ketika melakukan servis, salah satu pemain melakukan gerak tipu atau pura-pura atau secara sengaja mengejutkan lawannya.
- Pada servis ataupun sedang reli, shuttlecock jatuh di luar garis batas lapangan, melayang menembus atau di bawah jaring, menyentuh langit-langit, menyentuh dinding samping, atau menyentuh tubuh atau pakaian pemain.
f. Shuttlecock
yang sedang dalam permainan dipukul sebelum menyeberang ke sisi lapangan pihak
yang melakukan pukulan.
- Waktu shuttlecock dalam permainan, pemain menyentuh jaring atau tiang penyangga dengan raket, bagian tubuh, atau bajunya.
- Shuttlecock menempel pada raket saat pukulan dilakukan atau shuttlecock dipukul dua kali berurutan.
i.
Saat dalam permainan, seorang pemain
tersentuh shuttlecock ketika ia berada di dalam atau di luar batas lapangan.
j.
Pemain menghalang-halangi lawan.
12.
Umum
a. Pelaku
servis tidak boleh melakukan servis hingga penerima servis dalam keadaan siap.
Penerima servis dianggap siap jika ia melakukan gerakan untuk menerima servis
yang telah dibayangkan.
b. Pelaku
dan penerima servis harus berdiri di dalam batas bidang servisnya masing-masing
dan bagian dari kedua kaki pemain ini harus tetap bersentuhan dengan lantai,
dalam posisi diam, hingga shuttlecock disentuh raket.
c. 1)
Jika saat servis atau reli, shuttlecock menyentuh dan tidak melampui jaring,
maka hal itu dianggap tidak sah.
2)
jika saat servis dan reli, shuttlecock tersangkut pada net, maka diajukan let.
3)
jika penerima servis dinyatakan salah karena bergerak pada saat servis sedang
dilakukan, atau karena tidak berada dalam batas bidang servis yang seharusnya,
sementara pada saat yang sama pelaku servis juga dinyatakan melakukan kesalahan,
maka diajukan let.
4)
Jika diajukan let, permainan yang terjadi servis sejak servis terakhir yang
benar, tidak dihitung. Pemain yang baru saja melakukan servis akan melakukan
servis ulang, kecuali jika peraturan lain telah ditetapkan.
d. Jika
pelaku servis pada saat melakukan servis tidak mengenai shuttlecock, maka ia
dianggap melakukan kesalahan (fault); tetapi jika shuttlecock tersentuh raket,
servis telah dianggap telah dilakukan.
e. Jika
dalam permainan shuttlecock menyentuh jaring dan tetap tersangkut disana, atau
menyentuh jaring dan jatuh di posisi pemukulnya, atau menyentuh lantai diluar
lapangan; dan pemain lawan menyentuh jaring atau shuttlecock dengan raket dan
tubuhnya, maka tidak ada pinalti, sebab shuttlecock dianggap dalam permainan.
f. Jika
pemain memukul shuttlecock dengan arah ke bawah , ketika berada dekat jaring
dengan harapan bahwa shuttlecock akan terpukul kembali olehnya, hal ini
dianggap menghalangi lawan. Maka wasit wajib menyatakan kesalahan (fault) atau
let, jika hal tersebut terjadi tanpa pemain mengajukannya. Jika pemain
mengajukan hal tersebut, maka wasit harus memberikan keputusan.
13.
Kontinuitas Permainan
Permainan harus berkelanjutan dari servis yang
pertama hingga akhir pertandingan, ketika tim menang diputuskan, kecuali:
a. Pada
internasional Badminton Championship dan Ladies Internasional Badminton
Championship harus diizinkan suatu waktu istirahat (tidak lebih dari 5 menit)
yakni antara pertandingan kedua dan ketiga.
b. Di
daerah yang kondisi cuacanya menyebabkan waktu istirahat dibutuhkan (maksimal 5
menit), yakni antara pertandingan kedua dan ketiga, baik untuk tunggal, ganda
atau keduanya.
c. Karena
keadaan yang tak terhindarkan oleh pemain, wasit dapat menunda permainan hingga
waktu yang menurut pertimbangannya dibutuhkan.
D. Teknik
Dasar Bermain Bulu Tangkis
Dalam bermain bulutangkis, kita memerlukan teknik
yang tepat agar permainan kita tidak buruk atau setidak bisa memukul kok lebih
kuat karena menggunakan teknik yang tepat. Berikut adalah teknik dasar dalam
bermain bulu tangkis:
Cara
Memegang Raket (Grip)
Ada 2 cara yang dapat kita gunakan untuk memegang
raket secara benar, yaitu forehand grip dan backhand grip.
a.
Forehand Grip
Pegangan forehand (pegangan dasar) Pegangan ini
dapat di peroleh dengan cara mendirkan raket yang sisinya tegak dengan lantai
Pegangan ini hampir sama dengan posisi tangan sedang bersalaman.
b.
Backhand Grip
Pegangan ini dapat di peroleh dengan jalan memutar
seperempat ke kanan dari pegangan forehead.
Lapangan Bulu Tangkis
Variasi Memegang Raket dan Servis
Forehand dan Backhand
A.
Melakukan pukulan forehand arah bola lurus
1. Bola
dipukul/diumpan teman.
2. Dilakukan
berpasangan atau kelompok.
3. Yang
telah melakukan pukulan forehand, bergerak berpindah tempat.
4. Untuk
menanamkan nilai-nilai kerjasama, keberanian, sportivitas.
B.
Melakukan pukulan forehand menyilang lapangan
1. Bola
dipukul/diumpan teman.
2. Dilakukan
berpasangan atau kelompok.
3. Yang
telah melakukan pukulan forehand bergerak berpindah tempat.
4. Untuk
menanamkan nilai-nilai kerjasama, keberanian, sportivitas.
C.
Melakukan pukulan backhand arah bola lurus
1. Bola
dipukul/diumpan oleh teman.
2. Dilakukan
berpasangan atau kelompok.
3. Yang
telah melakukan pukulan backhand bergerak berpindah tempat.
4. Untuk
menanamkan nilai-nilai kerjasama, keberanian, sportivitas.
D.
Melakukan pukulan backhand arah bola menyilang lapangan
1. Bola
dipukul/diumpan teman.
2. Dilakukan
secara berpasangan atau kelompok.
3. Yang
telah melakukan pukulan backhand bergerak berpindah tempat.
Untuk
menanamkan nilai-nilai kerjasama, keberanian, sportivitas
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Permainan bulutanngkis merupakan permainan yang
sangat digemari di Indonesia. Permainan ini membutuhkan tempat yang tidak
terlalu luas untuk memainkannya. Permainan ini minimal dapat dimainkan oleh dua
orang dan maksimal oleh empat orang.
Permainan bulu tangkis (badminton) merupakan
olahraga perorangan yang menggunakan raket sebagai slat pemukul dan shuttle
cock, sebagai perantara permainan. Permainan
ini dimainkan pada lapangan berukuran 13,10 meter x 6,40 meter yang
dibatasi oleh net, membagi dua bidang lapangan permainan. Permainan dapat
dilakukan tunggal maupun ganda.
Kekompakan antara kaki, tangan dan konsentrasi
menjadi bagian yang tidak terpisahkan untuk melakukan permainan yang bagus dan berkualitas.
Meskipun tergolong olahraga yang memerlukan biaya yang cukup mahal tapi
olahraga ini tetap menjadi olahraga yang banyak penggemarnya.
B .Saran
Permainan
bulutangkis harus dibina sejak usia dini untuk menghasilkan bibit atlit yang
berpotensi. Untuk itu atlit alit besar Indonesia perlu mendidik anak usia dini
dalam bermain bulutangkis agar dapat mengangkat nama baik Bangsa Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
Peraturan Permainan Bulu Tangkis. Diakses pada tanggal 10 Desember 2013. Pukul
21.00. Di http://prismakehidupan.wordpress.com/.
Fourtofour,
Aris. 2012. Sejarah Olahraga Bulu Tangkis (Badminton). Diakses pada tanggal 10
Desember 2013. Pukul 20.35. Dihttp://www.kumpulansejarah.com/2012/11/sejarah-olahraga-bulu-tangkis-badminton.html?m=1.
Ihsan, Azam. 2013. Teknik Dasar Permainan Bulutangkis. Diakses pada tanggal 10 Desember 2013. Pukul 20.30.
Ihsan, Azam. 2013. Teknik Dasar Permainan Bulutangkis. Diakses pada tanggal 10 Desember 2013. Pukul 20.30.
Di
http://azamihsan87.blogspot.com/2013/01/b-tehnik-dasar-permainan-bulutangkis.html?m=1.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan